Sidratul Muntaha, merupakan salah satu tempat istimewa yang di kunjungi Rasulullah Saw, dalam perjalanan Spiritual Isra Mikraj.
Sidratul Muntaha memang termasuk salah satu keagungan Allah yang diperlihatkan kepada baginda kita Muhammad Saw,
Saking agung dan istimewa nya, hanya Rasulullah saw yang mampu memasuki Sidratul Muntaha. Malaikat Jibril sendiri selaku pendamping Rasulullah saw tidak diperkenankan memasukinya.
Lalu bagaimana gambaran Sidratul Muntaha dan apa yang Nabi dapatkan dari Sidratul Muntaha??
- Sidratul Muntaha tempat Rasulullah Melihat wujud asli malaikat
Sidratul Muntaha digambarkan sebagai suatu tempat Istimewa dan indah, seperti dalam hadist berikut,
” ……….. Kemudian aku dibawa ke Sidratul Muntaha yang di dalamnya terdapat pohon-pohon besar yang dedaunannya selebar telinga gajah. Seraya berkata, ‘Ini adalah Sidratul Muntaha yang memiliki empat aliran sungai, dua sungai batiniyah dan dua sungai lagi lahiriyah………” (HR. Bukhari, no. 3887 dan Muslim, no. 264)
Sidratul Muntaha merupakan tempat dimana Rasulullah saw melihat malaikat Jibril dalam rupa aslinya.
dalam surat an-Najm ayat 14 istilah Sidratul Muntaha disebutkan secara eksplisit,
“Sungguh, dia (Nabi Muhammad) benar-benar telah melihatnya (Jibril dalam rupa yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu ketika) di Sidratulmuntaha,” (QS. an-Najm [53]: 13-14).
Dijelaskan dalam salah satu hadits, saat di Sidratul Muntaha, rupa asli malaikat Jibril memiliki enam sayap. Dari bulu-bulunya, ia mengibaskan butiran-butiran yaqut dan permata
Kemudian, keberadaan Sidratul Muntaha sendiri berada di dekat surga,
sebagaimana ayat, “Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratulmuntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya.” (QS. an-Najm [53]: 13-14).
2. Tempat Istimewa! Bahkan Jibril pun tidak bisa masuk
Setiap daunnya ditempati malaikat yang selalu berzikir pada Allah sehingga Sidratul muntaha layak disebut puncak ketinggian yang diketahui makhluk.
Itu pun hanya Rasulullah saw yang mengetahuinya. Sampai-sampai malaikat Jibril pun tidak bisa memasukinya.
Demikian seperti yang diakui Jibril sendiri:
إني لم أجاوز هذا الموضع، ولم يؤمر أحد بالمجاوزة عن هذا الموضع غيرك
Artinya, “Aku tidak bisa melewati tempat ini. Tidak ada satu pun yang diperintah melewati tempat ini kecuali engkau.” (Tafsir az-Zamarqandi, juz I/189).
3. Tempat Rasulullah Mendapat Perintah shalat dari 50 menjadi 5 waktu
Peristiwa Isra Mikraj, menjadi salah satu peristiwa dimana Rasulullah mendapatkan perintah untuk melaksanakan shalat bagi umat nya,
Shalat menjadi suatu perintah, yang dijadikan sebagai kewajiban dan perbedaan dari umat umat lain.
Awalnya diwajibkan sholat 50 waktu dalam sehari. Karena anjuran dan kasih sayang dari Musa AS terhadap umat Rasulullah SAW, beliau menyarankan agar Rasulullah SAW meminta pengurangan.
Hingga akhirnya Allah SWT menjadikan shalat hanya 5 waktu namun pahalanya sama saja dengan mengerjakan shalat 50 waktu
Bukhari dan Muslim meriwayatkannya dari Anas bin Malik dari Malik bin Sha’sha’ah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah menceritakan peristiwa Isra mikraj,
“…….Ia pun bertanya, ‘Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Aku diperintahkan shalat lima puluh waktu sehari semalam.’ Musa berkata, ‘Umatmu tidak akan sanggup melakukan shalat lima puluh waktu sepanjang hari. Demi Allah, aku pernah mencobanya pada manusia sebelum kamu, aku pun pernah memaksakan Bani Israil dengan serius. Kembalilah kepada Allah, mintalah keringanan bagi umatmu.’
Hingga akhirnya Rasulullah, bolak balik, untuk memohon keringanan terkait dengan Ibadah shalat, dari 50 menjadi 5 waktu
” …. Musa pun bertanya, ‘Apa yang diperintahkan kepadamu?’ Aku menjawab, ‘Aku diperintahkan shalat lima waktu setiap harinya.’ Musa pun berkata, ‘Umatmu tidak akan sanggup shalat lima waktu, aku pernah mencobanya pada manusia sebelummu dan aku pernah memaksakannya kepada Bani Israil dengan serius. Kembalilah kepada Allah mintalah keringanan lagi.’
Muhammmad shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Aku telah meminta kepada Allah hingga aku merasa malu. Akan tetapi, aku ridha dan menerimanya.’ Ketika aku meninggalkannya, terdengarlah sebuah seruan, ‘Aku telah tetapkan kewajibanku dan aku telah ringankan dari hamba-hamba-Ku.’” (HR. Bukhari, no. 3887 dan Muslim, no. 264)
Sidratul Muntaha menjadi Puncak dari perjalanan Isra’ Mi’raj , karena ia masuk kedalam tempat istimewa bahkan tempat ini adalah tempat bertemunya Rasulullah SAW dengan Allah SWT di tempat yang bernama Sidratul Muntaha.
Memperingati Isra mikraj ini, Semoga Allah swt, memeberikan rahmat untuk kita semua, dan di yaumil ahir nanti kita bisa bertemu dengan Rasulullah SAW, aamiin