Manusia di ciptakan dengan mengemban salah satu tugas utama menjadi seorang pemimpin , pemimpin untuk dirinya, keluarganya bahkan diantaranya ada yang diberikan amanat untuk memimpin sebuah komunitas besar bernama negara. pada surah Al Baqarah ayat 30, Allah berfirman,

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِي ْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الد لَكَ ۗ قَالَ اِنِّي ْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sebenarnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Sebagai suatu agama yang menjadi rahmatan Lilalamin, islam memeberikan rambu rambu dalam memilih pemimpin, dan Islam mensyaratkan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, salah satunya ialah menjadikan Rasulullah sebagai tauladan , sebagaimana dalam firman-Nya :

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.al-Ahzab [33]: 21).

Rasulullah Saw menjadi seorang pemimpin yang memiliki pola atau model kepemimpinan yang dapat diterima seluruh masyarakat beragam etnis, ras, dan agama.

Karenanya, sebagai umat muslim, terutama yang ingin menjadi pemimpin, sudah selayaknya menjadikan pola Rasulullah sebagai kiblat dalam memimpin.

Semasa beliau memimpin umat, setidaknya ada beberapa sifat dan karakteristik kepemimpinan yang beliau amanatkan,

Menjadi Pemimpin itu harus Shidiq

Syaikh As-Sa’di menerangkan pula makna Shiddiq adalah orang yang jujur dalam perkataan, perbuatan, keadaan, membenarkan semua perintah Allah, sehingga ilmu yang dimiliki meresap dan berperngaruh ke dalam hati.

Pemimpin yang Sidiq juga memiliki arti jujur yang dalam arti yang luas berintegritas. Sidik bukan sekedar jujur tetapi dalam diri seorang pemimpin memiliki sikap yang tegas sesuai dengan apa yang diucapkan dan dipikirkan dan dilakukan dan selalu berpihak pada kebenaran.

Nabi SAW menjadikan kejujuran sebagai asas dari setiap kebaikan, sebagaimana sabdanya:

“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong” (HR. Muslim)

Pempimpin harus Amanah

Amanah artinya mampu menjalankan sekaligus menjaga kepercayaan yang diembankan di pundak secara profesional.

Sikap amanah sudah mengakar kuat pada diri Rasulullah semenjak beliau masih berusia sangat belia. Bahkan pada detik-detik terakhir hijrah dari Makkah menuju Madinah, Rasulullah masih berpesan kepada Ali ibnu Abi Thalib untuk mewakili beliau memulangkan semua barang dan harta titipan warga Makkah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pemimpin harus memilki karaterisitik Tablig

Tablig artinya menyampaikan, dalam hal ini, yang dimaksud menyampaikan kebenaran dan berani mengungkap kebathilan.

Sebab hal ini sesuai dengan perintah Nabi Muhammad Saw dalam yang artinya:

“Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana orang yang melakukan kebaikan itu.” (H.R. Ahmad)

Kepemimpinan Rasulullah ditopang oleh sikap transparansi, keterbukaan, dan selalu menyuarakan kebenaran apa pun risikonya. Sehingga beliau bersikap terang-terangan dalam menyampaikan kebenaran

Pemimpin Harus Fathanah

Fathanah artinya cerdas,  dan Kecerdasan ini berkaitan dengan ilmu dan pemahana yang harus dimilki oleh seorang pemimpin.

kemampuan menguasai persoalan dan mengatasi masalah mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memberikan arahan, menentukan kebijakan, dan mengambil keputusan selalu mendasarkan pandangan beliau pada ilmu.

Semoga pemimpin pemimpin di Indonesia memilki sifat sifat dan karakteristik Rasulallah dalam memimpin.

Waalhualam bishawab