Nabi Syu’aib A.S merupakan salah satu dari 4 nabi yang berasal dari bangsa Arab. Beliau bersama dengan 3 nabi lainnya, yaitu Nabi Hud A.S, Nabi Shaleh A.S, dan Nabi Muhammad S.A.W. Kemampuannya dalam berdakwah membuat Nabi Syu’aib A.S diberi julukan oleh banyak orang pada masa itu adalah juru pidato.
 
Nabi Ibrahim A.S bisa dikatakan sebagai bapak dari para nabi. Begitu juga dengan Nabi Syu’aib A.S yang merupakan cicit dari Nabi Ibrahim A.S. Nabi Syu’aib A.S diyakini berasal dari keturunan Syu’aib bin Maikil bin Yasyjar bin Madyan dan ibunya adalah putri dari Nabi Luth A.S. Nabi Luth adalah nabi yang diutus oleh Allah sebelum Nabi Syu’aib A.S. Umat muslim percaya atau meyakini bahwa Allah mengutus Syu’aib untuk menjadi seorang nabi sebagai penduduk Madyan.
 
Paras wajah Nabi Syu’aib A.S bisa dibilang sangat tampan, sehingga banyak orang yang mengingat ketampanannya. Tidak hanya itu, beiau sangat ramah pada setiap orang dan senang menyedekahkan rezekinya kepada orang-orang yang tidak mampu. Paras wajah yang tampan, ramah, dan menggunakan rezekinya di jalan Allah membuat Nabi Syu’aib A.S sangat dikenal oleh masyarakat Madyan.
 
Selain itu, Nabi Syu’aib A.S merupakan keturunan asli kaum Madyan yang memiliki sifat dan perilaku yang mulia, seperti halnya nabi yang memiliki banyak sekali sifat terpuji. Kelahiran Nabi Syu’aib A.S diperkirakan terjadi pada tahun 1600 SM. Secara harfiah, Syu’aib memiliki arti memberikan petunjuk pada jalan kebenaran. Oleh sebab itu, ketika masih kecil, Nabi Syu’aib A.S selalu berusaha untuk menjaga hatinya dan menahan dirinya agar tidak melakukan perbuatan buruk dan sia-sia. Sifat terpuji itu belum dimiliki oleh anak-anak seusianya (pada masa itu). Sifat terpuji ini beliau bawa hingga beranjak remaja dan dewasa.
 
Sifat terpuji yang dimiliki oleh Nabi Syu’aib A.S menghasilkan sikap dan perilaku terpuji juga, sehingga banyak orang lain yang merasa terbantu dan bahagia. Nabi Syu’aib A.S akan selalu menyapa terlebih dahulu kepada setiap orang yang lewat dihadapannya. Terlebih lagi, jika ada seseorang yang meminta bantuan, beliau tanpa berpikir panjang dan tanpa rasa malas langsung membantuk seseorang yang memina bantuan. Sifat dan perilaku terpuji, beliau lakukan hanya untuk membuat orang lain bahagia.
 
Sifat dan perilaku terpuji lainnya adalah selalu ingat akan kebesaran Allah dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya serta hampir setiap harinya tidak menyia-nyiakan waktu yang sudah diberikan oleh Allah. Beliau selalu ingat dengan perintah-perintah Allah, seperti beribada tepat waktu dan melakukan zikir kepada-Nya, sehingga beliau lebih sering menghabiskan waktunya di tempat yang sunyi.
 
Nabi Syu’aib A.S diutus oleh Allah supaya kaum Madyan kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan Allah S.W.T. Namun, Nabi Syu’aib A.S memiliki banyak sekali rintangan ketika ingin berdakwah dan menyampaikan bahwa yang dilakukan oleh kaum Madyan adalah perbuatan buruk atau perbuatan tidak terpuji.
 

Kaum Madyan

 
Kaum Madyan adalah bangsa Arab yang memiliki tempat tinggal atau menetap di daerah yang berada di pinggiran negeri Syam yang saat ini dikenal dengan Suriah. Tempat yang ditinggali oleh kaum Madyan ini berbatasan langsung dengan Hijaz serta berdekatan dengan Danau Luth. Suatu negeri yang menjadi tempat tinggal kaum Madyan ini sangat dikenal dengan kehidupan berdagang dan bercocok tanam. Hal ini dikarenakan Allah memberikan kondisi tanah yang subur, sehingga mudah ditanami berbagai macam jenis tumbuhan.
 
Namun, kondisi tanah yang baik dan bisa menghasilkan hasil pertanian yang baik juga ternyata membuat sebagian besar kaum Madyan lupa bahwa ini semua pemberian dari Allah, sehingga tidak bersyukur atas kenikmatan yang telah diberikan oleh-Nya. Selain itu, kaum Madyan juga terdiri dari orang-orang kafir yang tidak mengenal Allah dan lebih memilih untuk menyembah pohon dan pohon tersebut mereka kelilingi.
 
Sifat dan perilaku yang dimiliki oleh kaum Madyan ini sangat tidak mencerminkan terhadap ajaran-ajaran agama Allah atau jauh dari ajaran-ajaran yang telah diajarkan oleh Nabi Ibrahim A.S nabi-nabi sebelum Nabi Syu’aib A.S. Sifat dan perilaku yang dimiliki oleh kaum Madyan, seperti selalu bertingkah buruk, keji, hingga sering merugikan orang lain, tetapi menguntungkan diri sendiri.
 
Kecurangan yang dilakukan oleh kaum Madyan biasanya oleh para penipu yang sudah dibutakan dengan kekayaan, sehingga para penipu itu seringkali menimbang suatu barang dengan berat yang tidak sesuai. Hal seperti itu sangat merugikan para petani dan pedagang-pedagang kecil yang ada di negeri Madyan. Di sisi lain para pedagang besar dan penipu di negeri Madyan sangat diuntungkan dengan perbuatan buruk dan tidak terpuji itu. Maka dari itu, penduduk Madyan yang miskin akan bertambah miskin dan penduduk Madyan yang kaya akan bertambah kaya.
 
Mereka yang melakukan kecurangan ketika menimbang suatu barang, maka timbangannya akan diganjal dengan batu, sehingga pembeli merasa bahwa berat barang yang dibeli sudah sesuai. Keuntungan pedagang pasar akan bertambah menjadi dua kali lipat setelah melakukan perbuatan tidak terpuji itu. Lebih parahnya lagi, penduduk Madyan yang sering melakukan kecurangan beranggapan bahwa mengurangi berat timbangan merupakan bentuk dari kepandaian atau keahlian dalam transaksi jual beli.
 
Allah yang melihat kaum Madyan semakin hari semakin memburuk, kemudian mengutus Nabi Syu’aib A.S kepada kaum Madyan. Allah mengutus Nabi Syu’aib A.S dengan membawa suatu ajaran agama yang benar yang berasal dari Allah. Selain itu, Nabi Syu’aib A.S juga dipercaya untuk mengubah jalan kaum Madyan yang tadinya berjalan di jalan yang buruk dan gelap agar kembali ke jalan yang baik dan benar.
 
Syu’aib yang diutus oleh Allah kepada kaum Madyan agar kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan Allah ini terkandung di dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 85:


 
وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًاۗ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ فَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَۚ
 


Artinya: Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib, saudara mereka sendiri. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.” (QS. Al-A’raf:85)
 

Berdakwah Dihadapan Kaum Madyan

 
Syu’aib setelah diutus menjadi nabi oleh Allah mulai mengajak penduduk di negeri Madyan untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang merugikan orang lain dan hanya menguntungkan diri sendiri. Selain itu, Nabi Syu’aib A.S juga mengajak penduduk Madyan tidak menyembah pohon lagi dan mengajak mereka untuk menyembah Allah S.W.T dan melakukan ibadah shalat kepada Allah serta percaya bahwa semua yang ada di muka bumi merupakan ciptaan Allah.
 
Namun, penduduk Madyan tetap berpegang teguh terhadap kepercayaannya dan tidak ingin meninggalkan sesuatu yang disembah sejak lama. Mereka pun menolak ajakan Nabi Syu’aib untuk kembali ke jalan yang Allah. Bahkan, setiap nasihat dan dakwah yang disampaikan Nabi Syu’aib kepada kaum Madyan diejek dan dihina oleh kaum Madyan.
 
Surat Hud ayat 87:


 
قَالُوْا يٰشُعَيْبُ اَصَلٰوتُكَ تَأْمُرُكَ اَنْ نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَآ اَوْ اَنْ نَّفْعَلَ فِيْٓ اَمْوَالِنَا مَا نَشٰۤؤُا ۗاِنَّكَ لَاَنْتَ الْحَلِيْمُ الرَّشِيْدُ


 
Artinya: Mereka berkata, “Wahai Syuaib! Apakah agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta kami menurut cara yang kami kehendaki? Sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun dan pandai.”
 
Meskipun ajakan, nasihat, dakwah yang dilakukan oleh Nabi Syu’aib A.S ditolak dan dihina oleh kaum Madya, tetapi tetap sabar dan berusaha untuk mengajaknya kembali ke jalan Allah. Beliau pun membalas argumentasi dari kaum Madyan dengan tenang.
 
Surat Hud ayat 88:


 
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ


 
Artinya: Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.”
 
Nabi Syu’aib A.S juga mengatakan kepada penduduk Madyan bahwa bagi mereka yang tidak taat kepada Allah akan diberikan azab dari Allah dan akan dimasukkan ke dalam api neraka yang sangat panas.
 
Surat Hud ayat 89-90 yang artinya:
“Wahai kaumku, janganlah pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (zaman dan tempatnya) dari kamu.–Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.”
 
Kaum Madyan yang tidak percaya terhadap ajaran yang dibawa oleh Nabi Syu’aib A.S selalu menghina dan mencemooh Nabi Syu’aib A.S. Tidak hanya itu, Nabi Syu’aib A.S juga dianggap sebagai manusia yang lebih lemah bila dibandingkan dengan kaum Madyan dan Nabi Syu’aib A.S juga diancam oleh kaum Madyan. Seperti yang terkandung di dalam Al-Quran Surat Hud ayat 91 yang artinya:
 
Mereka berkata, “Wahai Syuaib! Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang engkau katakan itu, sedang kenyataannya kami memandang engkau seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah merajam engkau, sedang engkau pun bukan seorang yang berpengaruh di lingkungan kami.
 
Dikarenakan kaum Madyan sangat susah untuk diajak kembali ke jalan yang benar, kemudian Nabi Syu’aib A.S mulai memberitahukan kepada mereka bahwa akan ada azab yang diberikan oleh Allah atas perbuatan-perbuatan buruk yang telah kalian lakukan. Mendengar perkataan yang keluar dari Nabi Syu’aib membuat penduduk Madyan tidak merasa takut dan kembali mengancam beliau.
 

Azab Dari Allah SWT

 
Setelah melakukan berbagai macam dakwah dan ajakan untuk kembali ke jalan yang benar, tetapi kaum Madyan tetap ingin menjadi orang-orang kafir, maka Nabi Syu’aib berdoa kepada Allah agar penduduk Madyan diberikan azab. Allah yang mendengar doa Nabi Syu’aib A.S kemudian mengabulkan doa itu, kemudian Allah S.W.T menyuruh Nabi Syu’aib beserta orang-orang yang beriman agar keluar dari kota yang telah diduduki oleh kaum kafir itu. Setelah Nabi Syu’aib dan orang-orang beriman telah meninggalkan kota itu, Allah menurunkan cuaca yang sangat panas dan sangat kering yang membuat tumbuh-tumbuhan mati dan sulit untuk mendapatkan kesejukan.
 
Kemudian Allah juga memberikan gempa bumi dan suara halilintar yang membuat kaum penduduk Madyan yang kafir mati. Azab yang diberikan oleh Allah itu seperti datangnya hari kiamat. Semua bencana itu terjadi karena kaum Madyan tidak ingin kembali ke jalan Allah. Surat Asy-Syuaraa ayat 189:


 
فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۗاِنَّهٗ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ


 
Artinya: “Kemudian mereka mendustakannya (Syuaib), lalu mereka ditimpa azab pada hari yang gelap. Sungguh, itulah azab pada hari yang dahsyat.”
 
Di sisi lain, Nabi Syu’aib dan orang-orang beriman terselamatkan dari bencana alam yang menakutkan itu. Seperti firman Allah dalam Al-Quran Surat Hud ayat 94-95.
 
Artinya: “Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sedang orang yang zalim dibinasakan oleh suara yang mengguntur, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, binasalah penduduk Madyan sebagaimana kaum samud (juga) telah binasa.”
 

Suri Tauladan Dari Nabi Syu’aib

Selalu Dekat dengan Allah

 
Nabi Syu’aib A.S dalam setiap kegiatannya tidak pernah lupa dengan Allah, beliau selalu melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya. Oleh sebab itu, beliau memiliki hati yang bersih dan suka membantu orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan. Perilaku seperti ini perlu kita tanam di dalam diri umat muslim agar kita selalu berada di jalan yang benar dan menjauhi larangan-larangannya.
 

Kemampuan Berkomunikasi yang Baik

 
Juru pidato begitulah julukan yang diberikan kepada Nabi Syu’aib A.S karena kemampuannya dalam berkomunikasi dan berargumentasi dengan orang lain. Sifat ini sangat diperlukan bagi kita karena bisa mengajak orang lain agar menuju jalan yang benar.
 

Selalu Membantu Orang Lain

 
Nabi Syu’aib A.S sangat suka membantu orang lain terutama orang-orang yang sedang dalam keadaan kesulitan. Membantu orang lain merupakan suatu hal yang sangat baik, bahkan harus dilakukan. Dengan membantu orang lain, maka orang yang dibantu akan senang dan kita yang membantu akan mendapatkan pahala. Selain itu, membantu orang lain bisa mempererat tali silaturahmi.
 

Selalu Menjaga Hati dan Diri

 
Nabi Syu’aib A.S selalu menjaga hati dan dirinya agar tidak muncul perasaan benci, sombong, dan lain-lain yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Begitu juga, dengan diri kita harus menjaga hati dan diri agar tidak terjerumus ke jalan yang salah.
 

Mukjizat Nabi Syuaib

Nabi Syuaib dan pengikutnya selamat dari azab Allah swt yang menimpa kepada kaum Madyan

Atas izin Allah Nabi Syuaib mampu mendatangkan azab badai panas

Atas izin Allah, Nabi Syuaib mendatangkan awan hitam, petir, dan Gempa Bumi

 
Allahu’alam Bi Syawab