Dzun Nuun, pernahkah kita mendengar istilah tersebut?, istilah tersebut ada dalam ayat Al Quran dalam Quran Surat Al Anbiya ayat 87,
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun , ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya),…..” Al Anbiya ayat 87
Nuun itu bermakna ikan, Dzun Nuun merupakan sebutan bagi Nabi Yunus ‘alaihis salam dalam kondisi beliau di telan oleh ikan paus. Tentu kisah ini menjadi sangat melekat dan masyhur ketika kita mendengar tentang Nabi Yunus ‘alaihissalam.
Ketika berada dalam kesulitan yang sangat gelap dan berada dalam tiga kegelapan, Tiga kegelapan yang beliau rasakan saat itu:
- kegelapan yang beliau rasakan di dalam perut ikan paus
- kegelapan di dasar samudera yang sangat dalam
- kegelapan dalam gelapnya malam.
Maka, selama di dalam perut ikan tersebut, beliau bermunajat kepada Allah dan berzikir melalui doanya yang begitu masyhur, yaitu;
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِين
Doa ini juga dapat ditemukan pada hadits di kitab Sunan Tirmidzi versi Al Alamiyah nomor 3427 dan versi Maktabatu al Ma’arif Riyadh nomor 3505.
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abu Ishaq dari Ibrahim bin Muhammad bin Sa’d dari ayahnya dari Sa’d ia berkata, ‘Rasulullah SAW bersabda, “Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah:
La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzolimin
Doa ini menjadi masyhur, karena menjadi sarana nabi Yunus mengakui kesalahan dan bertobat, sehingga Allah keluarkan Nabi Yunus tersebut dari perut ikan paus, kisah tersebut terbingkai indah dalam Quran,:
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”
(QS. Al Anbiyaa’: 87-88)
Itulah doa Nabi Yunus di dalam perut ikan, doa Nabi Yunus kepada RabbNya. Tak ada satu pun kalimat minta dikeluarkan dari perut ikan, tidak ada satu pun kalimat protes, yang ada hanyalah taubat, memuji Allah dan mengakui kesalahan.
Doa yang termaktub dalam Surat Al Anbiya ayat 87 ini merupakan salah satu doa mustajab di dalam Al Quran karena mengandung beberapa hal yang agung;
- pengakuan akan kesempurnaan sifat ketuhanan dan keesaan Allah, yaitu ‘Laa ilaaha illaa Anta’ (Tidak ada Ilah (Tuhan yang berhak disembah dan diibadahi) selain Engkau)
- pengakuan akan kesempurnaan Allah dari segala cela, kekurangan dan keburukan yang tersirat dari firmannya ‘Subhaanaka’ (Maha Suci Engkau)
- pengakuan atas segala dosa dan kesalahan serta bentuk tawadhu’ dan kerendahan diri di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala
yang tercermin dalam firmannya ‘Innii kuntu minadz Dholimin (Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu yang berbuat aniaya).
Dan ternyata, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitab Zaadul Ma’ad, tiga hal di atas merupakan faktor-faktor penghilang segala kesusahan, dan sarana yang efektif untuk memohon pertolongan Allah guna mengatasi segala permasalahan hidup di dunia. Dan ketiganya terangkum dalam doa Nabi Yunus ‘alaihissalam ini.
Untuk itu bagi siapa saja yang sedang, mengalami cobaan, Musibah dan masalah yang berat, tidak ada salah nya kita mengamalkan doa nabi yunus tersebut, mudah mudahan Allah mudah kan kita dalam segala urusan.
Aamiin..