Puasa Tasu’a dan Asyura merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada Bulan Muharram dalam waktu yang beriringan yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Bahkan Puasa Tasu’a dan Asyura ini memiliki keutamaan yang dapat diperoleh bagi ummat Islam yang menjalankannya, bagi puasa Tasu’a keutamaan yang dimiliki adalah menjadi pembeda antara ummat Islam dengan ummat Yahudi.

صَامَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ الهِع صَلَّى الهُت عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa. Lalu, para sahabat berkata:”Ya Rasulullah, sesungguhnya hari itu diagungkan oleh Yahudi.”

Kemudian beliau Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal sembilan.” (Hadits Riwayat Muslim 2. 996 dan Abu Daud 2445).

Selain Puasa Tasua, dalil yang menjadi dasar untuk melaksanakan ibadah juga dimiliki Puasa Asyura. Bahkan derajat yang dimiliki ibadah ini satu tingkat di bawah Puasa pada Bulan Ramadhan. Berikut merupakan dalil yang menjadi dasar keutamaan menjalankan ibadah Puasa Asyura pada Bulan Muharram.

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

Artinya: “Aku tidak penah melihat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhan.” HR. Al-Bukhari dan Muslim.

Puasa Tasu’a dan Asyura memiliki tata cara tersendiri. Keduanya dianjurkan untuk dilakukan secara beriringan yaitu pada 9 dan 10 Muharram. Sebab keutamaan yang dimiliki kedua ibadah itu saling berkaitan. Namun, dalam pelaksanaannya Puasa Tasu’a dan Asyura tidak memiliki tata cara khusus yang harus dilakukan dibanding ibadah puasa yang lain. Sebelum menjalankannya dianjurkan untuk membaca niat terlebih dahulu pada malam sebelum berpuasa.

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ تَاسُوْعَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat Puasa Tas’ua, sunnah karena Allah Ta’alla’

Berikut Bacaan niat Puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah ta’ala.”