Sholat dhuha merupakan ibadah sunnah yang dikerjakan pagi hari, biasanya dikerjakan setelah matahari terbit sampai menjelang waktu dzuhur dengan jumlah rakaat paling sedikit 2 rakaat dan terbanyak 12 rakaat.

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: (كَانَ رسُولُ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم يُصَلِّي الضُّحى أَرْبَعاً، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ الله). رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan menambah seperti yang dikehendaki oleh Allah.” (HR. Muslim). [HR. Muslim, no. 719, 79]

Shalat Dhuha disebut pula dengan shalat awwabin (shalat orang yang kembali kepada Allah) yang memiliki berbagai keutamaan jika kita amalkan.

Lalu apa sajak keutamaan bagi kita jika melaksakan shalat dhuha?

Sholat Dhuha menggantikan sedekah 360 persendian

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua rakaat” (HR. Muslim, no.  720).

Hadist tersebut menejlaskan bahwa anggota tubuh kita diharuskan melakukan sedekah , salah satu caranya dengan melakukan shalat duha maka keharusan sedekah sudah terpenuhi

Dicukupi Kebutuhan Hidupnya

Seorang Muslim yang rajin mengamalkan sholat sunnah Dhuha akan dilimpahkan oleh Allah rezeki serta keberkahannya.

Rasulullah SAW bahkan menganjurkan pengikutnya untuk sholat dhuha sebelum melakukan aktivitas. Sebab, sholat dhuha layaknya pintu awal kesuksesan seseorang dalam memulai aktivitasnya. 

Dari Abu Darda, ia berkata bahwa Rasulullah SAW menjelaskan hadits Qudsi, Allah SWT berfirman:

يا ابنَ آدمَ اركعْ لي من أولِ النهارِ أربعَ ركَعاتٍ أكْفِكَ آخِرَه

Artinya: “Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) karena Aku pada awal siang (sholat dhuha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari.” (HR Tirmidzi)

Amalan Pengahapuasan Dosa

Sholat Dhuha adalah ibadah yang ditunaikan oleh orang-orang yang ingin bertobat dan kembali taat kepada Allah SWT untuk mendapat ampunan dosa.

مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةٍ الضُّحَى غُفِرَلَهُ ذُنُوْبَهُ وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلُ زَبَدِ الْبَخْرِ

Artinya: “Barang siapa yang menjaga sholat dhuha, maka dosa dosanya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Dibangunkan Istana di Syurga

Siapa yang tidak mau dibangunkan istana di Syurga?, hal tersebut dapat terwujud jika kita rutin mengamlkan shalat duha, dari Anas bin Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

مَن صلَّى الضّحى ثِنْتَيْ عشرة ركعة بَنى الله له قَصرا من ذَهب في الجنَّة

Artinya: “Barang siapa sholat dhuha dua belas rakaat, maka Allah akan membangun baginya istana dari emas di surga.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Shalat duha merupakan amalan yang banyak memberikan keutamaan bagi kehidupan kita, jadi sudah sepatutnya menjadikan shalat duha sebagai amalan rutin yang harus kita mulai untuk dikerjakan sebagai bagian dari ketaatan kepada Allah Swt.

seperti yang dikerjakan oleh istri Rasulallah yang melakukan shalat duha dengan rutin, 

وَلَهُ عَنْهَا: «مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صلّى الله عليه وسلّم يُصَلِّي سُبْحَةَ الضُّحَى قَطُّ، وَإنِّي لأُسَبِّحُهَا».

Diriwayatkan pula oleh Muslim dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha disebutkan, “Aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Dhuha dengan tetap rutin, tetapi sungguh aku melakukannya dengan tetap rutin.” [HR. Bukhari, no. 1128, 1177]

Waalhualam bisahawab..