Pengertian Malam Lailatul Qadar
Malam Lailatul Qadar adalah malam turunnya ayat-ayat pertama Al-Quran kepada nabi umat Islam, Muhammad. Mengutip Encyclopedia Britannica, lailatul qadar adalah malam ketika Tuhan (Allah SWT) pertama kali menurunkan wahyu berupa ayat-ayat Al-Quran kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Menurut tradisi Islam, Muhammad mendapat wahyu ayat-ayat Al-Quran pertama kali setelah melalui periode perenungan dalam pengasingan.
Dalam salah satu malam perenungannya, ketika lailatul qadar, malaikat Jibril menampakkan diri kepada Muhammad dan memerintahkan sebuah kata “Iqra!” yang artinya bacalah. Selain peringatan turunnya wahyu Al-Quran, malam lailatul qadar juga bermakna turunnya malaikat ke bumi dengan berbagai tugas untuk memberikan kedamaian, berkah, dan bimbingan ilahi sampai subuh. Seperti arti dalam Al-Quran surat Al Qadr (97) ayat 1-5 berbunyi:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Quran) pada malam lailatul qadar. Tahukah kamu, apakah malam qadar itu? Malam qadar adalah lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, (membawa segala urusan), (seluruh malam itu) sejahtera sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr:1-5)
Menurut kitab tersebut malam lailatul qadar, dipercaya malaikat-malaikat turun ke bumi sehingga suasana alam akan berbeda dari biasanya, lebih hangat dan sejuk.
Terjadinya Malam Lailatul Qadr
Malam lailatul qadar diyakini terjadi pada malam ganjil dalam salah satu dari 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, meskipun perhitungan tepatnya tidak jelas. Tidak ada satu pun manusia yang tahu pasti kapan hadirnya lailatul qadar. Sebab kehadiran lailatul qadar dirahasiakan oleh Allah. Menurut hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad menyampaikan kepada umatnya untuk bersemangat mencari lailatul qadar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Keistimewaan Malam Lailatul Qadr
Bulan Ramadhan dinilai sebagai bulan suci bagi umat muslim sebab Lailatul Qadar hanya terjadi pada bulan Ramadhan saja. Artinya umat muslim hanya bertemu dengan malam lailatul qadar setahun sekali. Malam lailatul qadar dipercaya sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Kebaikan yang diperoleh seorang muslim pada malam tersebut melebihi nilai dari jangka waktu seribu bulan atau 83 tahun.
Mengutip Muhammad Adam Hussein dalam Sukses Berburu Lailatul Qadar (2015), Ibnu Rajab dalam kitab Lathoif Al Ma’arif menjelaskan bahwa hadits dalam musnad Imam Ahmad, sunan An Nasai, dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad bersabda: “Di dalam bulan Ramadhan itu terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak mendapati malam tersebut, maka ia akan diharamkan mendapatkan kebaikan.” (HR An-Nasai No. 2106, shahih).
Keistimewaan malam lailatul qadar adalah malam yang penuh kemuliaan di mana seseorang mendapatkan keberkahan berupa pahala berlipat ganda. Doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan akan diaminkan oleh para malaikat yang turun ke bumi sehingga mempercepat pengabulan doa umat Islam. Malam lailatul qadar disebut sebagai malam yang mempunyai hikmah. Pada malam lailatul qadar ditentukan segala urusan dan peraturan mulai tahun itu sampai tahun berikutnya. Karena keistimewaannya, umat muslim menyambut lailatul qadar dengan khidmat, pengabdian dan doa, Bahkan ada yang menghabiskan malam lailatul qadar dengan melakukan itikaf di masjid