Perayaan Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, karena kisah Nabi Ibrahim dan Ismai menjadi awal mula muncul perintah untuk ber-Qurban.

Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang merupakan Ayah dan Anak menjadi salah satu kisah yang menakjubkan karena menunjukkan arti ketaatan yang sebenarnya kepada Allah SWT.

Dalam kisah tersebut Allah menguji Ketaatan dan Ketaqwaan Nabi Ibrahim dengan memberikan wahyu untuk menyembelih anak nya sendiri yang sangat ia cintai dan dambakan sejak lama, Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, terukir Indah dalam Quran surat As-shafat 99-111

Berikut beberapa rangkuman kisah nya ,

Nabi Ibrahim As memohon diberikan anak yang SholehNabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim setelah beliau lama tidak dikaruniai keturunan hingga masa tuanya.

Sehingga ia berdoa kepada Allah agar diberikan anak yang sholeh, Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar… ( QS As-Shafaat : 100 )Akhirnya ia diberikan seorang anak yang sholeh dan sabar yang diberi nama Ismail As, yang lahir dari sang Istri yang bernama Siti Hajar.Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembeli Nabi Ismail asKetika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja sekitar usia tujuh tahun ke atas. Pada usia tersebut benar-benar Ibrahim sangat mencintainya dan orang tuanya merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat.Pada suatu malam Ibrahim As mendapatkan suatu mimpi, yang mana Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih putra kesayangannya Ismail As,Ibrahim ‘alaihis salam berkata pada putranya, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.”Isma’il pun meminta pada bapaknya untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala. Niscaya akan didapati Isma’il termasuk orang-orang yang sabar atas kehendak Allah. Isma’il ingin bersabar, ingin harap pahala dengan menjalankan perintah tersebut, mengharap ridha Rabbnya serta ingin berbakti pada orang tuanya.“…… Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar……” (QS As-Shafaat :100 )Allah Menunjukan Kuasanya dengan mengganti Ismail As dengan Seekor Kambing untuk di SembelihKetika Ibrahim dan Isma’il telah berserah diri, Ibrahim sudah akan menyembelih putranya sendir. Hal itu dilakukan untuk semata mata untuk menjalankan perintah Allah Isma’il pun telah mempersiapkan dirinya untuk sabar. Ia merendahkan diri untuk taat kepada Allah dan ridha pada orang tuanya. Ibrahim lantas membaringkan Isma’il di atas pelipisnya.Ia dibaringkan pada lambungnya lalu siap disembelih. Kemudian Ibrahim memandang wajah Isma’il ketika akan menyembelihnya. Ketika dalam keadaan gelisah dan cemas, Ibrahim diseru dan dikatakan bahwa benar sekali ia telah membenarkan mimpi tersebut.Ia telah mempersiapkan diri juga untuk hal itu. Yang terjadi ketika itu pisau sudah dilekatkan di leher, dan Akhirnya, Allah mengganti dengan domba yang besar sebagai tebusan. Ibrah

Perayaan Hari Raya Idul Adha selalu identik dengan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, karena kisah Nabi Ibrahim dan Ismai menjadi awal mula muncul perintah untuk ber-Qurban.

Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail yang merupakan Ayah dan Anak menjadi salah satu kisah yang menakjubkan karena menunjukkan arti ketaatan yang sebenarnya kepada Allah SWT.

Dalam kisah tersebut Allah menguji Ketaatan dan Ketaqwaan Nabi Ibrahim dengan memberikan wahyu untuk menyembelih anak nya sendiri yang sangat ia cintai dan dambakan sejak lama,

Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, terukir Indah dalam Quran surat As-shafat 99-111, berikut beberapa rangkuman kisah nya ,

Nabi Ibrahim As memohon diberikan anak yang Sholeh

Nabi Ismail adalah putra Nabi Ibrahim setelah beliau lama tidak dikaruniai keturunan hingga masa tuanya. Sehingga ia berdoa kepada Allah agar diberikan anak yang sholeh,

Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar… ( QS As-Shafaat : 100 )

Akhirnya ia diberikan seorang anak yang sholeh dan sabar yang diberi nama Ismail As, yang lahir dari sang Istri yang bernama Siti Hajar.

Nabi Ibrahim mendapat perintah untuk menyembeli Nabi Ismail as

Ketika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja sekitar usia tujuh tahun ke atas.

Pada usia tersebut benar-benar Ibrahim sangat mencintainya dan orang tuanya merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat.

Pada suatu malam Ibrahim As mendapatkan suatu mimpi, yang mana Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyembelih putra kesayangannya Ismail As,

Ibrahim ‘alaihis salam berkata pada putranya, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.”

Isma’il pun meminta pada bapaknya untuk melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala. Niscaya akan didapati Isma’il termasuk orang-orang yang sabar atas kehendak Allah.


Isma’il ingin bersabar, ingin harap pahala dengan menjalankan perintah tersebut, mengharap ridha Rabbnya serta ingin berbakti pada orang tuanya.

“…… Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab: “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar……” (QS As-Shafaat :102)

Allah Menunjukan Kuasanya dengan mengganti Ismail As dengan Seekor Kambing untuk di Sembelih

Ketika Ibrahim dan Isma’il telah berserah diri, Ibrahim sudah akan menyembelih putranya sendir. Hal itu dilakukan untuk semata mata untuk menjalankan perintah Allah

Isma’il pun telah mempersiapkan dirinya untuk sabar. Ia merendahkan diri untuk taat kepada Allah dan ridha pada orang tuanya. Ibrahim lantas membaringkan Isma’il di atas pelipisnya.

Ia dibaringkan pada lambungnya lalu siap disembelih. Kemudian Ibrahim memandang wajah Isma’il ketika akan menyembelihnya.

Ketika dalam keadaan gelisah dan cemas, Ibrahim diseru dan dikatakan bahwa benar sekali ia telah membenarkan mimpi tersebut.

Ia telah mempersiapkan diri juga untuk hal itu. Yang terjadi ketika itu pisau sudah dilekatkan di leher,

dan Akhirnya, Allah mengganti dengan domba yang besar sebagai tebusan. Ibrahim bukan menyembelih Isma’il, namun menyembelih seekor domba.

Peristiwa ini adalah ujian Allah pada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, menunjukkan akan kecintaan Ibrahim pada Rabbnya.

Allah menguji Ibrahim lewat anak yang benar-benar ia cintai, diperintahkan untuk disembelih.

Ibnu Taimiyah berkata, “Maksud dari perintah menyembelih di sini adalah Allah memerintah kekasihnya (khalilullah) untuk menyembelih putranya di mana perintah ini amatlah berat. Itulah ujian bagi Ibrahim untuk membuktikan kalau ia murni mencintai Allah dan menjadikan ia khalilullah atau kekasih Allah seutuhnya. Itulah tanda kecintaan yang sempurna pada Allah.” (Ar-Radd ‘ala Al-Mantiqin, hlm. 517-518)

Waallhualam bisahawab