Sejarah Singkat Nabi Zakaria AS

 
Penjelasan mengenai kisah Nabi Zakaria ketika beliau masih kanak-kanak hingga masa mudanya tidak dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Sehingga sejarah mengenai beliau dimulai ketika akhir masa dewasa. Al-Qur’an merekam dan menceritakan kisah sejarah perjalanan Nabi Zakaria sebanyak 8 kali, yaitu diantaranya dalam Surat Al-Imran ayat 3 surat Surat Maryam ayat 19 dan ayat 2-11. Semasa hidupnya, Nabi Zakaria bekerja sebagai tukang kayu untuk menghidupi keluarganya. Mengenai pekerjaan dari Nabi Zakaria tersebut dibuktikan dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
 
Yang artinya, “Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu.” (HR Muslim 4384 dan Ibnu Majah 2141).
 
Nabi Zakaria adalah Nabi termasyhur yang merupakan keturunan dari Nabi Sulaiman AS. Nama istrinya yaitu al-Yahbi’ yang berasal dari keluarga Nabi Harun AS. Nama lengkap istri Nabi Zakaria AS adalah Ilyasya binti Faqud bin Qabil. Nabi Zakaria dan istrinya yang sama-sama keturunan Nabi lalu memiliki anak yang juga diutus oleh Allah SWT sebagai Nabi, yaitu Nabi Yahya AS. Semasa hidupnya, Nabi Zakaria juga berperan sebagai pelindung dari Maryam (Ibunda Nabi Isa AS). Beliau adalah wali dari Hekal.
 
Kisah lainnya mengenai nabi yang tak terhitung jumlahnya dapat kamu temukan juga pada buku Kisah Para Nabi karya Imam Ibnu Katsir yang merupakan seorang ulama besar yang memiliki dedikasi tinggi dalam menjaga kemurnian riwayat dan sumber rujukan yang shahih dalam menuliskan karyanya.
 

Sosok Nabi Zakaria AS dalam Merawat Maryam

 
Nabi Zakaria AS adalah sosok yang menjaga, mengasuh, dan merawat Maryam (Ibunda Nabi Isa AS). Beliau merawat dan menjaga Maria Bersama istrinya. Ayah kandung Maryam bernama Imran (ulama Bani Israil) yang pada saat itu mendatangi Nabi Zakaria AS untuk menitipkan anak perempuannya, yaitu Maryam. Sedangkan ibu kandung Maryam adalah Hannah binti Faqudz yang juga merupakan saudara ipar dari Nabi Zakaria AS. Maryam diasuh dan dirawat oleh Nabi Zakaria dan istrinya sejak Maryam masih kecil. Meskipun bukan anak kandung, Maryam diperlakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
 
Bentuk kasih sayang kepada Maryam salah satunya adalah membuatkan tempat beribadah khusus untuk Maryam di Baitul Maqdis (sekarang yaitu Masjidil Aqsa). Ruang khusus untuk Maryam melakukan ibadah yang dibuatkan oleh Nabi Zakaria AS bernama Mihrab.
 
Hal tersebut menjadikan Nabi Zakaria AS sebagai orang pertama yang tercatat dalam membuat Mihrab. Pada saat kehadiran Maryam di keluarga kecil Nabi Zakaria, waktu itu Nabi Zakaria AS masih belum memiliki keturunan dari hasil pernikahannya dengan al-Yahbi’. Itulah salah satu alasan mengapa Nabi Zakaria AS dan istrinya sangat senang dengan kehadiran Maryam dan memperlakukannya layaknya anak kandung sendiri.
 

Perjalanan Dakwah Nabi Zakaria

 
Dikisahkan Nabi Zakaria AS adalah salah satu dari 25 nabi yang diutus untuk mengembalikan akhlak Bani Israil di Palestina yang banyak melakukan dosa besar seperti kezaliman, kemungkaran dan mengubah agama yang diajarkan oleh Nabi Musa AS. Inti dari dakwah Nabi Zakaria AS adalah menyeru kepada kaum Bani Israil untuk bertobat dan menyembah Allah SWT yang dapat kamu baca pada buku Nabi Zakaria AS: Nabi Yang Sabar Menanti Keturunan. 
 
Kegiatan dakwah Nabi Zakaria dipusatkan di Bait-al Maqdis. Bait-al Maqdis adalah tempat dimana kuil dari Nabi Sulaiman AS pernah didirikan. Ciri dari dakwah Nabi Zakaria adalah kelemahlembutan. Beliau pun terkenal memiliki adab untuk berdoa kepada Allah SWT dengan lemah lembut.
 
Meskipun dalam proses dakwah Nabi Zakaria AS kerap menjumpai kesulitan dan jalan buntu, namun beliau cukup disegani dan dihormati oleh kaum Bani Israil karena sifat dan tutur kata beliau yang alim dan bijaksana. Cobaan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap dakwah Nabi Zakaria AS adalah beliau yang tak kunjung memiliki keturunan padahal usia Nabi Zakaria AS dan istrinya saat itu sudah senja.
 
Pada momen tersebut Nabi Zakaria AS sangat sedih dan bingung tentang keberlanjutan dakwah yang beliau lakukan apabila tidak memiliki keturunan laki-laki. Maryam sebagai anak angkat Nabi Zakaria AS pada saat itu juga tidak dapat meneruskan jejak dakwah beliau dikarenakan Maryam adalah perempuan. Nabi Zakaria AS dan istrinya tak pernah berputus asa dalam berdoa dan memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keturunan. Beliau berdoa dengan penuh kelembutan dan penghayatan. Salah satu isi doa yang dihaturkan Nabi Zakaria AS berbunyi:
 
“Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu, yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” lantun Nabi Zakaria dalam doa beliau sesuai yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 4-6.
 
Doa lainnya yang dipanjatkan yaitu:


 
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗ ۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ 


 
Artinya; “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (Q.S. Ali-Imran ayat 38).
 
Tak pernah henti doa yang dipanjatkan oleh Nabi Zakaria dan istrinya kepada Allah SWT agar dikarunia seorang anak. Begitu gigih perjuangannya dalam mendapatkan keturunan guna meneruskan syiar dakwah Nabi Zakaria AS. Meskipun banyak sekali olokan yang datang kepada Nabi Zakaria AS bahkan dari kaumnya sendiri yaitu kaum Bani Israil, mengatakan bahwa mereka tak percaya doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT.
 
Hingga suatu ketika, keajaiban dan mukjizat menghampiri keluarga kecil Nabi Zakaria AS. Pada saat itu turun malaikat Jibril untuk menemui Nabi Zakaria AS dan memanggil beliau yang saat itu sedang shalat di Mihrab.


 
يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا


 
Artinya: “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya” (Q.S. Maryam ayat 7).
 
Mendengar kabar yang disampaikan malaikat oleh malaikat Jibril tersebut, Nabi Zakaria AS sontak sangat kaget dan tidak percaya. Ternyata meskipun istri Nabi Zakaria AS adalah seorang yang mandul dan mereka telah mencapai usia senja, ternyata Allah SWT memberikan mukjizat dengan mengabulkan doa mereka. Nabi Zakaria AS yang masih tidak percaya lalu meminta pertanda kepada Allah SWT seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an Surat Maryam ayat 10:


 
قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗقَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا


 
Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.”” (Q.S. Maryam ayat 10).
 
Menurut tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan tentang pertanda yang mengawali akan datangnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada Nabi Zakaria AS, yaitu dikarunia seorang anak di usia senja. Riwayat dari Ibnu Zaid ibnu Aslam menyebutkan, selama pertanda dari Allah SWT tersebut dating, Nabi Zakaria AS hanya menggunakan lisannya untuk bertasbih dan membaca kitab. Nabi Zakaria AS menahan lisannya untuk tidak berbicara dengan kaumnya sendiri melainkan menggunakan bahasa isyarat. Hal ini tercermin dalam Riwayat yang tertulis pada kitab suci Al-Qur’an Surat Maryam ayat 11:


 
فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ مِنَ الْمِحْرَابِ فَاَوْحٰٓى اِلَيْهِمْ اَنْ سَبِّحُوْا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا


 
Artinya: “Maka dia keluar dari Mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu siang dan petang.” (Q.S. Maryam ayat 11).
 
Nabi Zakaria AS selanjutnya mengucap syukur kepada Allah SWT sebagai bentuk terimakasih karena doanya selama ini yang dipanjatkan dikabulkan oleh Allah SWT. Setelah itu lahirlah seorang bayi laki-laki yang shaleh pada 1 Sebelum Masehi yang bernama Yahya. Yahya yang merupakan anak kandung satu-satunya dari Nabi Zakaria AS dan istrinya lalu juga diangkat oleh Allah SWT menjadi seorang nabi. Nabi Yahya juga merupakan salah satu dari 25 nabi yang wajib diketahui dan diimani oleh umat muslim.
 
Nabi Yahya AS dilahirkan ke bumi dalam waktu yang berdekatan dengan momen kelahiran Nabi Isa AS (anak dari Maryam). Namun beberapa riwayat menjelaskan jika kelahiran Nabi Yahya AS adalah mendahului tiga bulan daripada kelahiran Nabi Isa AS. Ketika Nabi Yahya mulai beranjak dewasa, Ia diajak oleh Nabi Zakaria untuk berdakwah Bersama kepada kaum Bani Israil. Nabi Zakaria AS dan Nabi Yahya AS juga bersama-sama melawan Raja Herodus yang merupakan penguasa Bani Israil dan bersifat zalim dan keji.
 

Kematian Nabi Zakaria AS

 
Riwayat menyebutkan jika Nabi Yahya AS pergi meninggalkan dunia terlebih dahulu sebelum disusul oleh Nabi Zakaria AS. Penyebab kematian Nabi Yahya AS adalah dibunuh oleh orang suruhan Herodia. Pada saat itu dikisahkan Bani Israil dikuasai oleh penguasa yang zalim yaitu Raja Herodus. Raja Herodus memiliki keinginan dan niat untuk menikahi anak perempuan tirinya, yaitu Herodia. Pernikahan tersebut ditentang oleh Nabi Yahya AS dikarenakan tidak sesuai dengan hukum Taurat. Herodia pun tidak terima atas penentangan Nabi Yahya AS terhadap pernikahan yang akan dilakukannya. Ia pun menyuruh Herodus untuk membunuh Nabi Yahya AS. Nabi Yahya AS pun ditangkap, dipenjara, dan dibunuh sesuai permintaan Herodia.
 
Ketika kabar kematian Nabi Yahya AS sampai ke telinga ayahanda-nya, yaitu Nabi Zakaria AS dan mengetahui bahwa Allah telah menghukum pembunuhnya dengan mengubur mereka hidup-hidup, maka selanjutnya Nabi Zakaria AS pun melarikan diri menuju sebuah kebun di Baitul Maqdis.
 
Ketika dalam perjalanan melarikan diri dan melewati pepohonan, tidak disangkan pepohonan tersebut memanggil Nabi Zakaria dan membuka diri untuk dimasuki sebagai tempat persembunyian dari Nabi Zakaria AS. Namun sayangnya, ada iblis yang melihat dan mengetahui tempat persembuyian Nabi Zakaria AS tersebut. Iblis pun memotong kain baju Nabi Zakaria AS dan menemui orang-orang yang sedang mencari Nabi Zakaria AS sembari menunjukkan potongan baju Nabi Zakaria AS. Sontak, ketika melihatnya, orang-orang tersebut meminta iblis untuk memberi tahu lokasi persembunyian dari Nabi Zakaria AS.
 
Setelah ditunjukkan oleh iblis, mereka langsung menghantam pohon tersebut menggunakan kapak hingga terbelah menjadi dua. Nabi Zakaria AS pun meninggal dunia dan Allah SWT mengganjar kaum Bani Israil atas kematian Nabi Zakaria AS dengan cara membunuh para pembesar mereka dan menawan ratusan orang.
 

Mukjizat Nabi Zakaria AS

 
Secara bahasa, mukjizat berasal dari kata “Mukjiz” yang memiliki arti “melemahkan atau mengalahkan”. Mukjizat adalah kejadian atau peristiwa luar biasa hingga sulit dijangkau oleh akal manusia yang terjadi pada diri Nabi dan Rasul Allah SWT. Setiap Nabi dan Rasul Allah dianugerahi dengan mukjizat untuk menunjukkan bahwa mereka adalah orang istimewa yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu dan menyebarkannya kepada kaum-kaum yang ingkar dan zalim terhadap Allah SWT. Tiga mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Zakaria AS, yaitu:
 

Nabi Zakaria AS dan istrinya membaktikan diri mereka semasa hidupnya untuk mengurus dan menjaga Baitul Maqdis. Baitul Maqdis merupakan tempat ibadah peninggalan dari Nabi Sulaiman AS yang juga digunakan oleh Nabi Zakaria AS untuk tempat berdakwah.

Nabi Zakaria mendapatkan keturunan dari Allah SWT seorang anak laki-laki yang shaleh bernama Yahya meskipun usia Nabi Zakaria AS saat itu sudah sangat tua (Sekitar 100 tahun) dan istrinya adalah seorang yang mandul.

Nabi Zakaria AS dapat masuk dan bersembunyi di dalam pepohonan ketika dikejar dan diburu oleh orang-orang yang akan membunuhnya.

 
Terdapat begitu banyak hikmah dan suri tauladan yang dapat diambil dari kisah Nabi Zakaria AS yang telah diceritakan. Salah satu pelajaran yang dapat dipetik adalah Allah SWT adalah Maha Mendengar doa umatnya. Nabi Zakaria AS pun menunjukkan cara berdoa yang penuh ketulusan dan kelembutan serta berbaik sangka kepada Allah SWT bahwa Allah SWT mendengar semua doa hambanya dan akan mengabulkannya. Nabi Zakaria AS pun mencontohkan sikap amanah yaitu menjaga dan merawat Maryam dengan tulus saat Maryam yang saat itu tidak memiliki ayah dititipkan kepadanya.
 
Demikianlah kisah Nabi Zakaria AS dan pelajaran apa saja yang dapat kita petik darinya. Semoga kita dapat meneladani Nabi Zakaria AS sehingga dapat masuk dalam golongan hamba Allah yang saleh dan disayangi-Nya. Amin.
 
Alluha’alam Bi Syawa