Nabi Nuh AS sangat dikenal dengan kesabarannya walaupun sudah dibenci oleh banyak orang, Keteguhan, ketabahan, dan kesabaran hati dari Nabi Nuh AS sudah sangat teruji karena beliau sudah berdakwah selama 950 tahun untuk mengenal Allah lebih dalam lagi. Berkat kesabaran dan keteguhan hatinya dalam mengenal Allah walaupun sudah tertimpa berbagai macam musibah, Nabi Nuh AS memperoleh gelar ulul azmi. Gelar ulul azmi adalah gelar yang diberikan kepada Nabi dan Rasul yang memiliki kesabaran dan ketabahan yang luar biasa,

Kisah Nabi Nuh AS sudah dijelaskan dala Al-Quran Surat Al-Ankabut ayat 14:

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَ

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-‘Ankabut:14)

Kisah Nabi Nuh AS saat Berdakwah 

Diutusnya Nabi Nuh AS oleh Allah pada saat terjadi kekosongan di antara dua rasul (fatrah) yang jika dibiarkan begitu saja ajaran-ajaran agama yang sudah dibawa Nabi sebelumnya akan dilupakan oleh para manusia. Apabila ajaran agama itu sudah ditinggalkan, maka para manusia kembali melakukan berbagai macam dosa, seperti melakukan maksiat, melakukan kemungkaran, dan meninggalkan amalan kebaikan.

Pada masa fatrah itu, Nabi Nuh AS mendapatkan wahyu kenabian dari Allah untk memberikan ajaran agama Islam. Pada saat itu, kaum Nabi Nuh AS tidak menyembah Allah melainkan yang disembah adalah patung berhala yang dibuat oleh tangan para manusia atau para kaum Nabi Nuh AS.

Patung-patung yang telah dibuat dan disembah itu dipercaya oleh mereka akan memberikan banyak sekali kebaikan dan manfaat, dan mereka juga percaya bahwa patung berhala dapat menolak segala macam hal-hal buruk di kemudian hari. Berdasarkan kepercayaan kaum Nabi Nuh AS pada saat itu, patung berhala yang telah dibuat dan nama patung-patung itu berasal dari nama para ulama yang hidup di masa sebelumnya. Mereka membuat dan memberikan nama berdasarkan nama ulama terdahulu dengan alasan untuk mengenang jasa para ulama tersebut dan semangat ibadah umat terdahulu.

Nama patung berhala yang dibuat oleh kaum Nabi Nuh AS yang belum mengenal Allah, seperti Wadd, dan Suda, Yatuq dan Nasr.

Pada masa-masa kondisi suatu kaum sedang mempercayai patung berhala itu Nabi Nuh AS diutus oleh Allah untuk meyakinkan para kaum itu agar mengikuti ajaran Allah dan tidak menyembah patung berhala. Nabi Nuh AS memiliki kemampuan yangcukup luar biasa ketika beragumentasi dengan orang lain. Hal ini dikarenakan Nabi Nuh AS memiliki akal yang cerdas dan kemampuan bicara yang santun, baik, dan sabar dalam beradu argumentasi.

Nabi Nuh AS yang sudah diutus oleh Allah selalu berusaha untuk meyakinkan kaumnya agar tidak lagi menyembah patung berhala dan menagajak kaumnya untuk kembali kepada ajaran Allah. Nabi Nuh AS tidak pernah menyerah untuk menyadarkan kaumnya dan ia selalu mencari berbagai macam cara seperti melakukan dakwah. Namun, kaumnya yang tidak taat itu menolak ajakan Nabi Nuh AS. Hal ini terkandung di dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 59:

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang dahsyat (kiamat).” (QS. Al-A’raf:59)

Dakwah-dakwah Nabi Nuh AS berupa ajakan kaumnya untuk melihat dan merasakan segala hal yang ada di muka bumi ini merupakan ciptaan Allah, mulai dari matahari, bulang, dan bintang-bintang. Tak hanya itu, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air yang mengalir yang dapat dinikmati dan dirasakan oleh manusia termasuk ciptaan Allah. Perubahan siang dan malam serta hal-hal yang ada di muka bumi adalah bukti nyata bahwa Allah itu benar-benar ada dan Tuhan yang harus disembah bukan patung berhala yang disembah.

Bukan hanya memberikan bukti akan tanda kebesaran Allah, Nabi Nuh AS juga memberikan dakwah bahwa setiap amalan perbuatan yang dilakukan oleh manusia akan ada ganjarannya dari Allah. Apabila amalan perbuatan yang dilakukan berupa kebaikan dan menaati perintah Allah, maka manusia akan mendapatkan surga. Sementara itu, jika amalan perbuatan yang dilakukan berupa keburukan atau tidak menjalan perintah Allah, maka ganjarannya adalah neraka.

Kesabaran, ketabahan, dan keteguhan hati Nabi Nuh AS dalam menyebarkan ajaran agama Allah melalui dakwah selalu ditolak oleh sebagian besar dari kaum Nabi Nuh AS. Meskipun, banyak yang menolak ajaran Allah, tetapi masih ada manusia yang menerima ajakan Nabi Nuh AS untuk mengikuti ajaran Allah.

Selama 950 tahun, Nabi Nuh AS selalu melakukan dakwah agar kaumnya tidak berjalan di jalan yang sesat yang bisa merugikan diri sendiri karena diberikan azab oleh Allah. Ajakan-ajakan beliau dalam dakwahnya selalu berhubungan dengan tidak menyembah patung berhala dan kembali menyembah Allah Yang Maha Esa. Dengan mengajak kaumnya untuk menyembah Allah, maka Nabi Nuh AS sangat berharap agar kaumnya kembali ke jalan yang benar dan terang.

Selain itu, Nabi Nuh AS juga mengajarkan kepada kaumnya untuk selalu saling menyayangi dan saling tolong menolong. Beliau juga sangat berjuang dengan keras agar sifat sombong yang dimiliki oleh manusia dengan kedudukan yang cukup tinggi itu agar menghilangkan sifat-sifat buruk itu dan digantinya dengan memberikan kasih sayang.

Namun, perjuangan yang telah dilakukan dengan kesabaran dan ketabahan yang telah dilakukan Nabi Nuh AS untuk menyadarkan kaumnya kembali ke jalan yang benar dan terang ternyata tetap tidak berhasil. Mayoritas kaumnya tidak percaya dengan ajakan dari Nabi Nuh AS untuk menyembah Allah dan beriman kepada Allah. Hanya ada beberapa manusia saja yang ingin menerima ajakan dari Nabi Nuh AS dan itupun tidak sampai seratus manusia.

Nabi Nuh AS Membuat Kapal

Setelah berjuang untuk menyadarkan kaumnya agar tidak lagi menyembah patung berhala selama ratusan tahun, bahkan hampir seribu tahun, Nabi Nuh AS mendapatkan perintah dari Allah agar segera membuat kapal yang sangat besar yang bisa menampung manusia (para pengikutnya) dan hewan. Mereka yang menerima ajakan Nabi Nuh AS mulai membuat kapal besar yang telah diperintahkan oleh Allah dengan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan kapal.

Mereka yang membuat kapal memilih tempat yang jauh dari keramaian masyarakat dan jauh dari kota. Mereka sangat bersemangat dalam membuat kapal ini, sehingga siang dan malam digunakan untuk menyelesaikan kapal besar yang telah diperintahkan oleh Allah. Alasan Nabi Nuh AS untuk membuat kapal jauh dari kota dan keramaian agar para mansyarakat tidak banyak yang tahu dan Nabi Nuh AS bersama manusia yang menerima ajakannya dapat mengerjakan pembuatan kapal dengan tenang.

Meskipun Nabi Nuh AS sudah berusaha untuk menjauh dari keramaian dan berharap tak ada gangguan dari orang lain, tetapi pembuatan kapal akhirnya terlihat oleh para manusia yang tidak menerima ajakan Nabi Nuh AS. Mereka menghina dan mengejek pembuatan kapal besar yang telah diperintahkan oleh Allah. Kalimat-kalimat ejekan dan hinaan yang diungkapkan oleh kaum yang tidak taat kepada ajaran Allah hanya dibalas dengan santai oleh Nabi Nuh AS, “Untuk kalian yang menghina dan mengejek kami akan tiba waktunya jika kalian akan diberikan azab oleh Allah atas amalan perbuatan yang telah kalian buat.”

Meskipun Nabi Nuh AS mendapatkan hinaan dan ejekan dari mereka, tetapi beliau tetap melanjutkan pembuatan kapal besar yang sudah diperintahkan Allah. Nabi Nuh AS dan para pengikutnya tetap semangat dalam mengerjakan kapal besar, hingga pada akhirnya kapal besar itu berhasil dibuat dan mereka pun sangat senang karena sudah berhasil menjalankan perintah Allah.

Ketika mereka yang menghina Nabi Nuh AS dan pengikutnya membuat kapal, sebenarnya Nabi Nuh AS sudah memberitahu kepada mereka kaum kafir bahwa akan ada banjir bandang yang sangat besar yang bisa menenggelamkan seluruh manusia. Namun, kaum kafir itu tetap tidak percaya apa yang dikatakan oleh Nabi Nuh AS. Bahkan, anak dari beliau juga tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya dan lebih memilih untuk menjadi kaum kafir karena bisikan syaitan dan hasutan dari kaum kafir itu.

Kapal yang sudah selesai dibuat oleh Nabi Nuh AS dan para pengikutnya, kemudian Nabi Nuh AS menerima wahyu dari Allah, “Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tangda-tanda daripada-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan berlayarlah dengan izin-Ku. Setelah mendapatkan wahyu dari Allah, Nabi Nuh AS menunggu suatu hari akan tiba yaitu hari di mana hujan akan turun dengan sangat lebat dan banjir bandang akan tiba. Sebelum hari banjir bandang itu tiba, Nabi Nuh AS mengajak pengikutnya untuk bersiap-siap agar segera naik ke kapal. Hingga tibalah waktunya hujan turun dengan sangat deras dan air pun mulai menggenangi daratan yang rendah terlebih dahulu.

Perlahan-lahan air yang sudah menggenangi dataran rendah mulai meninggi dan menuju ke dataran tinggi. Hingga pada akhirnya air bah, itu sudah mulai menggenangi seluruh daratan dan hanya orang-orang mukmin dan pasangan makhluk hidup saja yang ada di kapal Nabi Nuh AS saja yang berhasil selamat dari air bah, yang menenggelamkan seluruh daratan. Kapal Nabi Nuh AS mulai berlayar yang diiringi dengan “Bismillahi Majraha wa mursaha” melewatia air bah, itu dan saat berlayar terlihat para orang-orang kafir yang berusaha untuk menyelematkan diri agar tidak terbawa air lebih jauh.

Ketika sedang berlayar di tengah-tengah air bah, Nabi Nuh AS melihat puteranya yang bernama Kan’an timbul tenggelam karena menerima azab dari Allah atas amalan perbuatan yang sudah dilakukan. Nabi Nuh AS sangat bersedih dengan kepergian anaknya yang meninggal dalam keadaa kafir, tidak beriman, dan belum mengenal Allah.

Banjir bandang yang sudah membinasakan kaum kafir dan zalim kepada hukum Allah, mulai mengalami surut, air yang tadinya banyak, tiba-tiba sudah surut dengan cepat karena diserap oleh bumi. Setelah air bah, atau banjir bandang yang sudah surut, kapal Nabi Nuh AS mulai berhenti di atas bukit “Judie”. Kemudian para orang-orang mukmin dan makhluk hidup lainnya mulai turun dari kapal yang besar itu dan mereka selamat dari air bah.

Kisah Nabi Nuh AS yang di mana air bah, membinasakan seluruh kaum kafir terkandung di dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 73:

Artinya: “Kemudian mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami selamatkan dia dan orang yang bersamanya di dalam kapal, dan Kami jadikan mereka itu khalifah dan Kami tenggelamkan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.” (QS. Yunus: 73)

Nilai-Nilai Kehidupan dari Kisah Nabi Nuh AS

  • Kesabaran dan Ketabahan di Jalan Allah

Nabi Nuh AS yang sudah melakukan dakwah kepada kaum kafir dan zalim selama 950 tahun ini menunjukkan kesabaran dan ketabahan untuk menyebarkan ajaran agama Allah. Berkat kesabaran dan ketabahan itu Nabi Nuh AS diberi gelar ulul azmi. Sifat kesabaran dan ketabahan dalam menyebarkan kebaikan walaupun sering diejek dan dihina oleh orang lain, sangat baik untuk dimiliki oleh diri kita. Dengan kesabaran dan ketabahan, kita akan kuat dalam menghadapi segala macam cobaan atau ujian kehidupan.

  • Bijaksana

Setiap keputusan yang diambil oleh Nabi Nuh AS selalu penuh dengan pertimbangan. Beliau selalu meminta petunjuk kepada Allah sebelum menentukan sebuah keputusan agar keputusan yang diambil tidak salah dan berada di jalan yang benar. Begitu juga dengan diri kita, sebaiknya setiap ingin mengambil keputusan selalu memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk, sehingga keputusan yang diambil dapat membuat diri kita tenang.

  • Membela Mereka yang Miskin, Tertindas, dan Lemah

Nabi Nuh AS selalu memberikan bantuan kepada mereka yang miskin, lemah, dan tertindas. Amalan kebaikan ini perlu dimiliki oleh diri kita agar banyak orang yang terbantu dan terhindar dari hal-hal yang dapat menindas dirinya, sehingga suatu kehidupan semakin bahagia. Selain itu, membantu orang lain bisa menambah pahala untuk diri kita.

  • Selalu Bersyukur

Nabi Nuh AS selalu bersyukur terhadap keadaan yang diterima oleh dirinya yang selalu dihina dan diejek oleh kaum kafir. Dari kisah Nabi Nuh AS kita dapat belajar bahwa hidup itu harus penuh dengan rasa syukur agar kehidupan menjadi lebih tenang dan lebih mementingkan untuk melakukan hal-hal yang sudah diperintahkan oleh Allah.

Itulah kisah dari Nabi Nuh AS dan para pengkutnya untuk membuat kapal besar agar terhindar air bah, yang membinasakan orang-orang kafir dan zalim. Dari kisah itu juga terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil. Jadi, tanamkan nilai-nilai kehidupan dari kisah Nabi Nuh AS agar hidup menjadi lebih tenang.

Allahu’alam Bi Syawab